Tuesday, May 23, 2017

pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendekatan
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai sesuai’. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.
Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu  filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis[1]. Aksiomatis artinya bahwa kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu rancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi atau mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
a.      Fungsi Pendekatan
Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Di samping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran diambil dari nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam pengajaran bahasa. Pendekatan SAS melahirkan metode SAS. Pendekatan langsung melahirkan metode langsung. Pendekatan komunikatif melahirkar metode komuniatif.
Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan,  pendekatan lahir dari asumsi terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa belajar bahasa yang utama adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan komunikatif.
b.      Macam-Macam Pendekatan
Pendekatan yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Arab, sebagai pembahasan utama pada sub tema ini.
1.      Pendekatan Humanistik(Al-Madkhal Al-Insani)
Adalah sesuai dengan namanya sebuah pendekatan yang memberikan perhatian kepada pembelajar sebagai manusia, tidak menganggap sebagai benda yang merekam seperangkat pengetahuan. Pemebelajaran bahasa menurut pendekatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antar manusia dengan berbagai ragam budaya dan pengalaman. Pengikut pendekatan ini berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan ini merupakan hal penting terkait tuntutan pikir mereka. Sebagai langkah-langkan operasional pendekatan ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
a)      Memberikan penjelasan serta drill kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa dalam berbagai situasi
b)      Bermain peran (role playing) dengan siswa untuk memberi respon dalam berbagai respon dalam berbagai situasi.
c)      Guru memberi contoh kepada siswa yang memungkinkan untuk diikuti

2.      Pendekatan Teknik (Al-MadkhalAl-Taqanni)
Adalah pendekatan yang berdasar pada pemanfaatan media pembelajaran dan teknik-teknik pendidikan. Pendekatan ini berpendapat bahwa media dan teknik pembelajaran sangat berperan dalam menyampaikan pengalaman belajar serta bisa merubah pengalaman belajar menjadi pengalaman nyata (terindra). Penggunaan media dalam pendekatan ini meluas serta meliputi media pembelajaran yang bermacam-macam.
Ada beberapa kendala dalam pendekatan ini, diantaranya adalah kurangnya materi pembelajaran yang baik serta cukup bagi guru dalam segala situasi dan kondisi kebahasaan, tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk menyiapkan media yang memenuhi standar yang diinginkan sesuai dengan jumlah pengguna.
3.      Pendekatan Analisis Dan Non Analisis (Al-MadkhalAl-Tahlili Wa Al-Madkhal Ghoiro Al-Tahlili)
a.       Pendekatan analisis
Ciri-ciri dari pendekatan ini:
1)      Berdasarkan pada kebahasaan
2)      Didasarkan pada kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan, proses bicara, discourse analysis, dan notions and funtions
3)      Menuntut adanya needs analysis kebahasan, metodologi kebahasaan modern
4)      Mengharuskan penyiapan materi pelajaran baru serta strategi pembelajaran baru
5)      Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan bersama siswa
6)      Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan
7)      Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntukan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhi
b.      Pendekatan non analisis
Sedangkan pendekatan non analisis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Diasarkan pada konsep psychologuistics dan pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan
2)      Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic
3)      Pengajaran bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami. Dan di fokuskan pada tema-tema yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan manusia umumnya
4)      Menuntut adanya persiapan materi pengajaran baru
5)      Sulit menentukan bahasa yang disampaikan kepada siswa, sehingga pengajaran bahasa itu merupakan latihan sungguhan bukan yang dibuat-buat
6)      Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswadan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya
7)      Motivasi siswa akan muncul di sela-sela komunikasi dengan penutur dan bergabung dalam situasi komunikasi sungguhan
4.      Pendekatan Komunikatif (Al-MadkhalAl-Ittishali)
Pada dasarnya mempunyai pandangan tentang pengajaran bahasa tentang pengajaran bahasa secara komunikatif, artinya pengajaran yang dilandasi oleh teori komunikatif atau fungsi bahasa. Menurut pendekatan ini tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikatif serta prosedur pengajaran keempat keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca, serta menulis) yang mengakui adanya keterkaitan antara bahasa dengan komunikasi
Teori tentang hakikat bahasa yang melandasi pendekatan komunikatif ini adalah teori yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk menyatakan fungsional atau komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa ialah untuk menolong pembelajaran mencapai kemampuan komunikatif.
Ciri-ciri penggunaan pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1)      Bahasa adalah suatu sistem bagi ekspresi makna
2)      Fungsi utama bahasa adalaha untuk interaksi dan komunikasi
3)      Struktur bahasa mencerminkan penggunaan fungsional dan komunikatif
4)      Unit-unit dasar bahasa tidak hanya merupakan ciri-ciri gramatikal strukturnya, tetapi katagori-katagori makna fungsional dan komunikatif seperti dalam wacana.

B.     Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara yang sistematis dalam menyampaikan materi kepada siswa guna mencapai tujuan yang diinginkan, dengan melihat definisi tersebut diatas, maka tujuan metode pembelajaran adalah :
a)      Memberi jalan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang ditempuh oleh guru dan siswa.
b)      Memberi gambaran rencana secara meyeluruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara sistematis
c)      Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran
Melihat dari definisi dan tujuan metode pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan pula metode ialah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk meyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Karena itu setelah guru memikirkan bahan pelajaran, maka hendaklah ia memikirkan cara penyampaian bahan tersebut dalam pikiran siswa[2].
Dalam menggunakan metode yang tepat, diharapkan setidak-tidaknya dapat menghasilkan efektifitas pengajaran, dimana guru dituntut untuk berkreatifitas melakukan apa saja yang membuat siswa belajar, yang dalam hal ini guru tidak perlu menggunakan intimidasi, yang biasanya tidak disukai oleh siswa. Dengan metode pembelajaran yang digunakan dapatlah memudahkan siswa belajar sesuatu yang berguna dan bermanfaat, bagaimana memadukan antara isi dan nilai yang terkandung dalam pembelajaran, dan belajar diharapkan dapat membentu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.
a.           Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Metode Pengajaran
Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar merupakan proses belajar yang kompleks sifatnya. Hal ini disebabkan banyaknya unsur yang berpengaruh dalam kegiatan tersebut. Disamping faktor siswa, guru merupakan faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar, demikian juga dengan tujuan dan kondisi atau situasi yang terlibat langsung dalam terjadinya proses belajar mengajar. Seorang guru harus memiliki pandangan yang luas mengenai substansi yang berhubungan dengan pengajarannya, guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama karena persiapan merupakan cermin, yang dengannya dapat melihat sejauh mana kemampuan guru, kepintaranya memilih bahan pelajaran dan kemahirannya mendidik serta meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya, dan memperbaiki kualitas mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang membrikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar. Disamping itu guru juga harus tepat memilih bahan pengajaran.
Untuk mempertinggi suatu metode tertentu, penerapan suatu metode kedalam setiap situasi pengajaran haruslah mempertimbangkan dan memperhatikan berbagai kemungkinan-kemungkinan, kalau tidak mau maka bukan saja berakibat proses belajar pengajaran  menjadi terhambat, tetapi dapat juga berakibat lebih jauh, yaitu tidak tercapainya tujuan pengajaran sebagaimana yang telah diterapkan.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam metode pengajaran adalah sebagai berikut :
1)      Tujuan yang hendak dicapai
2)      Kemampuan guru
3)      Anak didik
4)      Situasi dan kondisi pengajaran
5)      Fasilitas yang tersedia
6)      Waktu yang tersedia
7)      Kebaikan dan kekurangan suatu metode[3].



b.          Macam-Macam Metode Pembelajaran
Agar siswa dapat menguasai bahasa arab dengan baik, seorang guru perlu menguasai bermacam-macam metode pengajaran bahasa arab. Kita mengenal banyak sekali macam metode pengajaran, dari sekian banyak metode yang dipakai atau ditetapkan dalam pengajaran, biasanya seorang guru dalam menetapkan metode tersebut memperhatikan minat siswa agar dapat tercurah pada pelajaran Berkaitan dengan metode pembelajaran Bahasa Arab Mulyanto Sumardi,  dalam bukunya yang berjudul[4] “Pengajaran Bahasa Asing”  mengemukakan beberapa metode yang bisa dan biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Arab. Metode-metode tersebut diantaranya adalah:
1)        Direct Method
2)        Natural Method
3)        Phoenetik Method
4)        Grammer Method
5)        Translation Method
6)        Mim-Mem Method.

C.    Pengertian Teknik
Istilah teknik dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Azhar Arsyad, bahwa teknik yaitu apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode yang sifatnya implementatif[5].
Teknik dalam pembelajaran merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik tersebut di atas perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu. Teknik dalam pembelajaran bersifat taktis, dan centderung bernuansa siasat.
Jadi, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Adapun macam-macam teknik dalam pembelajaran diantaranya meliputi teknik syarahan, teknik perbincangan, teknik penyelesaian masalah, teknik dapatan, dan teknik permainan[6].
Dengan demikian maka penulis dapat memahami bahwa teknik dalam pembelajaran dapat didefinisikan sebagai daya upaya, atau usaha-usaha yang ditempuh oleh seseorang guru dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dengan cara yang paling praktis, namun tetap harus selalu merujuk dan berpijak pada metode tertentu





[1] J.S. Badudu, Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 17
[2]  Abu Bakar Muhamad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional. 1981), h. 8
[3] Tayar Yusuf Dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 7
[4] Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan Dari Segi Metodologis (Jakarta: Bulan Bintang, 1974),  h. 32-34
[5] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 19
[6] http:// edukasi. kompasiana. com/ 2011/11/18/ definisi- strategi- metode- dan- teknik-pembelajaran-413773.html. Diakses Tanggal. 13 Mei 2013.

No comments:

Post a Comment

contoh proposal kuantitatif lengkap judul penerapan metode demontrasi melalui media sederhana

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MIN BAB I P...