BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendekatan
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang
memiliki beberapa arti di anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam
dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning something
‘cara memulai sesuai’. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara
memulai pembelajaran.
Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada
seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik
tolak dalam memandang sesuatu, suatu
filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi,
pendekatan bersifat aksiomatis[1]. Aksiomatis
artinya bahwa kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.
Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu rancangan atau
kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi
atau mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan
didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
a.
Fungsi
Pendekatan
Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum
dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering
dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang
studi, ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Di samping itu, tidak jarang
nama metode pembelajaran diambil dari nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam
pengajaran bahasa. Pendekatan SAS melahirkan metode SAS. Pendekatan langsung
melahirkan metode langsung. Pendekatan komunikatif melahirkar metode
komuniatif.
Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang
relevan, pendekatan lahir dari asumsi
terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran
bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar,
asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang
dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah kemudian muncul
pendekatan pengajaran yang dianggap cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi
terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa belajar bahasa yang utama
adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan komunikatif.
b.
Macam-Macam
Pendekatan
Pendekatan yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Arab,
sebagai pembahasan utama pada sub tema ini.
1.
Pendekatan
Humanistik(Al-Madkhal Al-Insani)
Adalah sesuai dengan namanya sebuah pendekatan yang memberikan
perhatian kepada pembelajar sebagai manusia, tidak menganggap sebagai benda
yang merekam seperangkat pengetahuan. Pemebelajaran bahasa menurut pendekatan ini
bertujuan untuk mempererat hubungan antar manusia dengan berbagai ragam budaya
dan pengalaman. Pengikut pendekatan ini berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan
ini merupakan hal penting terkait tuntutan pikir mereka. Sebagai
langkah-langkan operasional pendekatan ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
a)
Memberikan
penjelasan serta drill kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa dalam
berbagai situasi
b)
Bermain peran
(role playing) dengan siswa untuk memberi respon dalam berbagai respon dalam
berbagai situasi.
c)
Guru memberi
contoh kepada siswa yang memungkinkan untuk diikuti
2.
Pendekatan
Teknik (Al-MadkhalAl-Taqanni)
Adalah pendekatan yang berdasar pada pemanfaatan media pembelajaran
dan teknik-teknik pendidikan. Pendekatan ini berpendapat bahwa media dan teknik
pembelajaran sangat berperan dalam menyampaikan pengalaman belajar serta bisa
merubah pengalaman belajar menjadi pengalaman nyata (terindra). Penggunaan
media dalam pendekatan ini meluas serta meliputi media pembelajaran yang
bermacam-macam.
Ada beberapa kendala dalam pendekatan ini, diantaranya adalah
kurangnya materi pembelajaran yang baik serta cukup bagi guru dalam segala
situasi dan kondisi kebahasaan, tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk
menyiapkan media yang memenuhi standar yang diinginkan sesuai dengan jumlah
pengguna.
3.
Pendekatan
Analisis Dan Non Analisis (Al-MadkhalAl-Tahlili Wa Al-Madkhal Ghoiro
Al-Tahlili)
a.
Pendekatan
analisis
Ciri-ciri
dari pendekatan ini:
1)
Berdasarkan
pada kebahasaan
2)
Didasarkan pada
kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan, proses bicara, discourse analysis, dan
notions and funtions
3)
Menuntut adanya
needs analysis kebahasan, metodologi kebahasaan modern
4)
Mengharuskan
penyiapan materi pelajaran baru serta strategi pembelajaran baru
5)
Sebagian besar
pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan bersama siswa
6)
Tidak berangkat
dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan
7)
Berharap adanya
tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntukan kebahasaan siswa dan
berusaha untuk memenuhi
b.
Pendekatan non
analisis
Sedangkan
pendekatan non analisis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Diasarkan pada
konsep psychologuistics dan pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan
2)
Pendekatan ini
juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic
3)
Pengajaran
bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami. Dan di fokuskan pada
tema-tema yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan
manusia umumnya
4)
Menuntut adanya
persiapan materi pengajaran baru
5)
Sulit
menentukan bahasa yang disampaikan kepada siswa, sehingga pengajaran bahasa itu
merupakan latihan sungguhan bukan yang dibuat-buat
6)
Didasarkan pada
asumsi-asumsi khusus terhadap siswadan difokuskan pada pemenuhan kesempatan
pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya
7)
Motivasi siswa
akan muncul di sela-sela komunikasi dengan penutur dan bergabung dalam situasi
komunikasi sungguhan
4.
Pendekatan
Komunikatif (Al-MadkhalAl-Ittishali)
Pada dasarnya mempunyai pandangan tentang pengajaran bahasa tentang
pengajaran bahasa secara komunikatif, artinya pengajaran yang dilandasi oleh
teori komunikatif atau fungsi bahasa. Menurut pendekatan ini tujuan pengajaran
bahasa adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikatif serta prosedur
pengajaran keempat keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca, serta
menulis) yang mengakui adanya keterkaitan antara bahasa dengan komunikasi
Teori tentang hakikat bahasa yang melandasi pendekatan komunikatif
ini adalah teori yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk menyatakan
fungsional atau komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa ialah untuk menolong
pembelajaran mencapai kemampuan komunikatif.
Ciri-ciri
penggunaan pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1)
Bahasa adalah
suatu sistem bagi ekspresi makna
2)
Fungsi utama
bahasa adalaha untuk interaksi dan komunikasi
3)
Struktur bahasa
mencerminkan penggunaan fungsional dan komunikatif
4)
Unit-unit dasar
bahasa tidak hanya merupakan ciri-ciri gramatikal strukturnya, tetapi
katagori-katagori makna fungsional dan komunikatif seperti dalam wacana.
B.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara yang
sistematis dalam menyampaikan materi kepada siswa guna mencapai tujuan yang
diinginkan, dengan melihat definisi tersebut diatas, maka tujuan metode
pembelajaran adalah :
a) Memberi jalan untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang ditempuh oleh guru dan siswa.
b) Memberi gambaran rencana secara meyeluruh
dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara sistematis
c) Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran
Melihat dari definisi dan tujuan metode
pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan pula metode ialah cara atau jalan
yang ditempuh oleh guru untuk meyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Karena
itu setelah guru memikirkan bahan pelajaran, maka hendaklah ia memikirkan cara
penyampaian bahan tersebut dalam pikiran siswa[2].
Dalam menggunakan metode yang tepat,
diharapkan setidak-tidaknya dapat menghasilkan efektifitas pengajaran, dimana
guru dituntut untuk berkreatifitas melakukan apa saja yang membuat siswa
belajar, yang dalam hal ini guru tidak perlu menggunakan intimidasi, yang biasanya tidak disukai oleh siswa. Dengan
metode pembelajaran yang digunakan dapatlah memudahkan siswa belajar sesuatu
yang berguna dan bermanfaat, bagaimana memadukan antara isi dan nilai yang
terkandung dalam pembelajaran, dan belajar diharapkan dapat membentu siswa
untuk meningkatkan kemampuan yang sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai.
a.
Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Metode Pengajaran
Dalam dunia pendidikan, proses belajar
mengajar merupakan proses belajar yang kompleks sifatnya. Hal ini disebabkan
banyaknya unsur yang berpengaruh dalam kegiatan tersebut. Disamping faktor
siswa, guru merupakan faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar,
demikian juga dengan tujuan dan kondisi atau situasi yang terlibat langsung
dalam terjadinya proses belajar mengajar. Seorang guru harus memiliki pandangan
yang luas mengenai substansi yang berhubungan dengan pengajarannya, guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas
pengajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama karena persiapan merupakan cermin, yang dengannya
dapat melihat sejauh mana kemampuan guru, kepintaranya memilih bahan pelajaran
dan kemahirannya mendidik serta meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya,
dan memperbaiki kualitas mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut
mampu mengelola proses belajar mengajar yang membrikan rangsangan kepada siswa,
sehingga ia mau belajar. Disamping itu guru juga harus tepat memilih bahan
pengajaran.
Untuk mempertinggi suatu metode tertentu,
penerapan suatu metode kedalam setiap situasi pengajaran haruslah
mempertimbangkan dan memperhatikan berbagai kemungkinan-kemungkinan, kalau
tidak mau maka bukan saja berakibat proses belajar pengajaran menjadi terhambat, tetapi dapat juga
berakibat lebih jauh, yaitu tidak tercapainya tujuan pengajaran sebagaimana
yang telah diterapkan.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
dalam metode pengajaran adalah sebagai berikut :
1)
Tujuan yang hendak dicapai
2)
Kemampuan guru
3)
Anak didik
4)
Situasi dan kondisi pengajaran
5)
Fasilitas yang tersedia
6)
Waktu yang tersedia
7)
Kebaikan dan kekurangan suatu metode[3].
b.
Macam-Macam Metode Pembelajaran
Agar siswa dapat menguasai bahasa arab
dengan baik, seorang guru perlu menguasai bermacam-macam metode pengajaran
bahasa arab. Kita mengenal banyak sekali macam metode pengajaran, dari sekian
banyak metode yang dipakai atau ditetapkan dalam pengajaran, biasanya seorang
guru dalam menetapkan metode tersebut memperhatikan minat siswa agar dapat
tercurah pada pelajaran Berkaitan dengan metode pembelajaran Bahasa Arab
Mulyanto Sumardi, dalam bukunya yang
berjudul[4]
“Pengajaran Bahasa Asing” mengemukakan
beberapa metode yang bisa dan biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran
Bahasa Arab. Metode-metode tersebut diantaranya adalah:
1)
Direct Method
2)
Natural Method
3)
Phoenetik Method
4)
Grammer Method
5)
Translation Method
6)
Mim-Mem Method.
C.
Pengertian Teknik
Istilah teknik dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat
yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam
pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh
Azhar Arsyad, bahwa teknik yaitu apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas
dan merupakan pelaksanaan dari metode yang sifatnya implementatif[5].
Teknik dalam pembelajaran merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode
pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik tersebut di
atas perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu. Teknik dalam
pembelajaran bersifat taktis, dan centderung bernuansa siasat.
Jadi, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.
Adapun macam-macam teknik dalam pembelajaran diantaranya meliputi teknik
syarahan, teknik perbincangan, teknik penyelesaian masalah, teknik dapatan, dan
teknik permainan[6].
Dengan demikian maka penulis dapat memahami bahwa teknik dalam pembelajaran dapat didefinisikan sebagai daya upaya, atau
usaha-usaha yang ditempuh oleh seseorang guru dalam rangka untuk mencapai suatu
tujuan pengajaran dengan cara yang paling praktis, namun tetap harus selalu
merujuk dan berpijak pada metode tertentu
[1] J.S. Badudu,
Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 17
[2] Abu Bakar Muhamad, Metode Khusus
Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional. 1981), h. 8
[3]
Tayar Yusuf Dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 7
[4]
Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan Dari Segi
Metodologis (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 32-34
[5]
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), h. 19
[6]
http:// edukasi. kompasiana. com/ 2011/11/18/ definisi- strategi- metode-
dan- teknik-pembelajaran-413773.html. Diakses Tanggal. 13 Mei 2013.
No comments:
Post a Comment