Wednesday, June 14, 2017

contoh proposal kuantitatif lengkap judul penerapan metode demontrasi melalui media sederhana

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA
SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MIN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia ini. Terlebih dalam era industrialisasi sekarang ini. Tak terkecuali bangsa Indonesia pun juga ikut membulatkan tekadnya untuk mengembangkan budaya belajar yang menjadi prasyarat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Kita tidak dapat mengelak bahwa tegnologi kini menjadi ikon kehidupan umat manusia. Tentu, saat ini harus ada reformasi belajar menuju pembelajaran berbasisi tegnologi informasi tentang kejadiaan-kejadian, temuan-temuan baru atau peristiwa lain didaerah atau negara lain adalah sumber belajar yang riil, dan hal demikian dapat diperoleh dengan memanfaatkan kemajuan tegnologi dan informasi yang ada. Adapun salah satu faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan bertujuan membentuk manusia seutuhnya, yakni manusia pancasilais sejati serta berlangsung seumur hidup, didalam maupun diluar sekolah dan diharapkan agar menjadi manusia atau warga masyarakat yang terampil bekerja, mampu menyesuaikan diri dengan sekitarnya dan mengatasi masalah dalam kehidupannya pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
Ironisnya ketika pendidikan berada pada titik puncak “kemajuan”, justru moral keserakahan ekonomi, moral kekuasaan politik, dan moral ketidakadilan hukum merajalela. Pendidikan tidak ditumbuh kembangkan dalam perilaku keseharian. Akibatnya pendidikan dibiarkan terseret mengikuti kecenderungan pemanfaatan teknologi secara praktis. Globalisasi menjadi tantangan yang nyata bagi budaya lokal dan nasional kaitanya dengan ini adalah menyangkut bidang pendidikan, budaya bangsa Indonesia sebagai bagian dari sistem pendidikan kita lambat laun bergeser, bahkan mendapatkan posisi yang marginal. Mampukah kita menciptakan sistem pendidikan yang mampu bersaing dalam konstalasi global namun tetap menjaga jati diri dan mempertahankan eksistensi pendidikan kita.
Hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah penyelenggaraan proses pembelajaran, dimana guru sebagai pelaksana pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan proses pembelajaran disamping faktor lainnya seperti peserta didik, bahan pelajaran, motivasi, dan sarana penunjang.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA, tidak semua materi khususnya energi dan perubahannya bisa didengarkan saja. Tetapi butuh diperlihatkan secara langsung untuk mengetahui bentuk serta fungsinya, hal-hal yang mempengaruhi bentuk serta fungsi dan manfaatnya bagi kehidupan. Maka dari itu peserta didik perlu terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Walaupun pada realitanya bentuk serta fungsinya tersebut secara tidak sadar telah dialami dan dirasakan oleh peserta didik sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Pada intinya, fokus kajian IPA adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang terdapat di lingkungan peserta didik. Pelajaran IPA membutuhkan pemahaman yang nyata mengenai berbagai peristiwa di lingkungan sekitar atau masyarakat. Jadi guru harus mampu membantu peserta didik agar dapat memahami suatu materi pelajaran dengan cara memperlihatkan atau mempraktekkan secara langsung kejadian atau hal-hal yang terdapat dalam materi sesuai dengan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
Metode demonstrasi merupakan cara mengajar di mana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses (relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan), sehingga seluruh peserta didik dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar, mungkin meraba-raba, dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Alasan lain dipilihnya metode demonstrasi, karena model pembelajaran ini sangat menarik jika diterapkan pada peserta didik. Peserta didik akan lebih aktif untuk belajar sendiri dan mencari tahu bagian-bagian yang ditugaskan kepada mereka. Sehingga dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa



B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam skripsi ini adalah:
1. Bagaimana penerapan metode demontrasi melalui media sederhana mata pelajaran IPA peserta didik kelas VI MIN ?
2. Bagaimana hasil belajar IPA peserta didik kelas IV MIN setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi melalui media sederhana?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah mendeskripsikan penerapan metode demontrasi melalui media sederhana untuk meningkatkan hasil belajar ipa pada peserta didik kelas IV MIN
1. Menjelaskan penerapan metode demonstrasi melalui media sederhana pada mata pelajaran IPA nateri Energi dan perubahannya pada peserta didik kelas IV MIN
2. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MIN setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi Energi dan perubahannya
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan metode demonstrasi IPA di kelas.
2. Secara praktis
a. Bagi kepala MIN
b. Bagi para guru MIN K
c. Bagi peserta didik MIN


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan teori
a. Pengertiannya
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
 Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam menentukan kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.2Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang dan waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinyadari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.
Belajar dalam arti luas, meliputi keseluruhan proses perubahan pada individu. Perubahan itu meliputi keseluruhan topik kepribadian, intelektual maupun sikap, baik yang tampak maupun yang tidak. Oleh karena itu tidaklah tepat kalau belajar itu diartikan sebagai “ungkapan atau membaca pelajaran” maupun menyimpulkan pengetahuan atau informasi. Selain dari itu, belajar juga tidak dapat diartikan sebagai terjadinya perubahan dalam diri individu sebagai akibat dari kematangan, pertumbuhan atau insting.Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon atau lebih tepat perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Metode dalam bahasa Inggris= method, Yunani = methodos, meta = sesudah/melampau; hodos = jalan/cara. Dari makna ini secara istilah = cara kerja yang bersistem untuk melaksanakan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Atau cara melaksanakan untuk mencapai ilmu pengetahuan berdasarkan kaidah-kaidah yang jelas. Dalam pengertian lain metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau teknik penyajian yang dikuasi guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik didalam kelas baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan di manfaatkan oleh peserta didik dengan baik.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran barakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologis dan pendidikan.
Demonstrasi berasal dari kata demonstration yang artinya pertunjukan.25Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan peragaan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai upaya peragaan tentang suatu cara melakukan sesuatu. Metode demonstrasi ini adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang disajikan.
Model demonstrasi ini dapat bersifat konstruktivis bila dalam demonstrasi guru tidak hanya menunjukkan proses ataupun alatnya, tetapi disertai banyak pertanyaan yang mengajak peserta didik berfikir dan menjawab persoalan yang diajukan. Maka demonstrasi yang baik selalu di awali dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru, sehingga peserta didik berfikir dan membuat hipotesis ataupun ide awal. Setelah itu guru baru menunjukkan demonstrasinya dan peserta didik dapat mengamati apakah yang mereka pikirkan dan jawabkan itu sama dengan yang mereka amati. Selama proses demonstrasi dan juga pada akhir, guru tetap dapat terus mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.
Media berasal dari kata latin, yakni medius yang secara harfiah berati ‘tengah,pengantar atau perantara’ ada yang memakai media dalam istilah mediasi yakni sebagai kata yang biasa dipakai dalam proses perdamaian dua belah pihak yang sedang bertikai. media pembelajaran ialah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan mengeluarkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilanpembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran dan pelatihan.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu ‘’hasil’’ dan ‘’belajar’’. Pengertian hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dengan dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar peserta didik berubah perilakunya dibandingkan sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah proses belajar mengajar. Menurut Hamalik definisi prestasi belajar sebagai berikut: “Prestasi belajar adalah penilaian dari hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai seseorang dalam jangka waktu tertentu”. Sehingga dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar IPA adalah suatu usaha belajar IPA. Perubahan hasil belajar IPA dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan.
Kata Sains berasal dari kata latin scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa Inggris kata Science mula-mula berarti pengetahuan, tetapi lama-lamaan bila orang berkata tentang Sains, maka pada umumnya yang dimaksud adalah apa yang dulu disebut natural sciences. Natural sciences dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam atau dengan singkatan sekarang bisa dikenal dengan sebutan IPA. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang sistempatis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala–gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.




BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris PTK disebut Classroom Active Research (CAR). PTK sangat cocok untuk penelitian ini, penelitian diadakan dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalahmasalah yang terjadi di dalam kelas atau pada proses belajar mengajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, kelas. Berikut penjelasannya:
1. penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penelitian.
2. tindakan diartikan sebagai suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk siklus kegiatan.
3. kelas diartikan sebagai sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
menggabungkan ketiga kata tersebut, yakni penelitian, tindakan dan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu yang dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana dipaparkan sebelumnya, rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunakan model PTK Kemmis & Mc. Taggart yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah:4
1. Perencanaan (plan)
2. Melaksanakan tindakan (act)
3. Melaksanakan pengamatan (observe), dan
4. Mengadakan refleksi/ analisis (reflection)
Sehingga penelitian ini merupakan siklus spiral, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan untuk memodifikasi perencanaan, dan refleksi. Penelitian ini juga merupakan penelitian individual.
BAB V
PENUTUP
A. saran

Hasil penelitian penerapan metode demonstrasi melalui media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalampenelitian yang telah dilakukan ini, terbukti bahwa keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran semakin meningkat Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas peserta didik. Dari wawancara dan angket dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik meningkat secara siginifikan dan peserta didik merasa lebih senang dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi melalui media sederhana.

penggunaan metode cooperative script dalam proposal

PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM  PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA MADRASYAH IBTIDAYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah optimalnya penggunaan berbagai macam stategi didalam proses belajar mengajar. Ketertarikan siswa terhadap proses pelajaran bahasa arab terjadi ketika guru mampu mengeksplorasi kreatifitas dalam mengajar. Proses belajar mengajar berpengaruh dalam penanaman konsep pelajaran terhadap siswa. Banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam menarik minat siswa sekaligus menjadi strategi dalam menyampaikan materi pelajaranbahasa arab kepada anak didiknya.
Berdasarkan observasi di kelas 5 MI Al - Khoiriyah Mendoh, menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan model klasikal yang berpusat pada guru sehingga siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran. Guru masih menggunakan metode pembelajaran ceramah bervariasi. Hal ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Dalam arti substansial, metode pembelajaran yang digunakan masih klasikal yang masih memberikan dominasi guru dan kurang memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah metode pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar dalam pelajaran bahasa arab pada siswa kelas 5 MI
2. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran cooperatif script dalam pelajaran bahasa arab pada siswa kelas 5 MI
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses metode pembelajaran cooperatif script dalam meningkatkan hasil belajar bahasa arab  pada siswa kelas 5 MI
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran cooperatif script dalam meningkatkan hasil belajar bahasa arab pada siswa kelas 5 MI


E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya penggunaan metode pembelajaran cooperative script dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa:
2) Manfaat bagi guru / pendidik:
3) Manfaat bagi sekolah:














BAB II
LANDASAN TEORI
A.pengertian  metode cooperative script
1. Pengertian Metode Cooperative Script
Metode Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di model pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning ). Metode ini dikemukakan oleh Danserau dan kawan-kawan pada tahun 1985.15 Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri.16 Pada pembelajaran kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan masalah ( tugas ).
Adapun pengertian Pembelajaran Kooperatif adalah sebagi berikut :
a.         Pembelajarn kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
b.         Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur, tugas, tujuan dan hadiah.
c.         Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4 – 6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara siswa dalam suatu kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan belajar bersama.
Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berfikir dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerjasama dan membantu teman. Selain itu keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Metode Cooperative script terdiri dari dua kata yaitu “ Cooperative” dan ” Script”. Kata Cooperative berasal dari kata “ Cooperate “ yang berarti bekerjasama, bantu-membantu, gotong-royong, selain itu juga berasal dari kata “ Cooperation “ yang artinya kerjasama, koperasi persekutuan.  Sedangkan kata “ Script ” berasal dari kata “ Script ” yang berarti uang kertas, darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi yang dimaksud Cooperative Script disini adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara.
Menurut Dansereau dan kolegennya Cooperative Script adalah suatu cara bekerjasama dalam membuat naskah tulisan tangan dengan berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan materi-materi yang dipelajari. Dengan kata lain metode cooperative script merupakan metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Metode Cooperative dikenal juga dengan nama metode Skrip Koperatif.
Kelebihan metode cooperative script
Kekurangan metode cooperative script
Melatih pendengaran, ketelitian/kecermata.
Hanya digunakan untuk pembelajaran tertentu
Semua siswa mendapat peran dalam diskusi, kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapat
Hanya dilakukan dua orang. Tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut.
Melatih siswa mengevaluasi hasil diskusi untuk diselesaikan bersama.



2.pembelajaran bahasa arab
Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam berinteraksi dengan siapapun di dunia ini,banyak sekali bahasa yang tercipta, semua itu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan yang lainnya.Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang utama, kreatif, dan cepat bagi manusia untuk menyampaikan ide, pikiran dan perasaannya.Bahasa tidak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia, karena manusialah yang menggunakan bahasa itu sendiri untuk berinteraksi.
Dengan demikian bahasa merupakan tanda kebesaran Allah SWT sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum : 22, yang artinya: “Dan diantara tanda tandak keuasaannya-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lain bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” (Ar-Rum : 22) 
Bahasa Arab memiliki keistimewaan dengan bahasa lainnya, karena nilai sastra yang bermutu tinggi bagi mereka yang mendalaminya serta bahasa Arab juga ditakdirkan sebagai bahasa Al-Qur’an yang mengkomunikasikan kalam Allah. Karena di dalamnya terdapat uslub bahasa yang mengagumkan bagi manusia dan tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya. Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yan lain.” (Al-Israa’: 88)
Bahasa Arab dan Al-Qur’an merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam belajar Al-Qur’an bahasa Arab adalah syarat mutlak yang harus dikuasai, demikian halnya denga belajar bahasa Al-Qur’an berarti belajar bahasa Arab. Bahasa Arab termasuk salah satu di antara bahasa yang banyak digunakan di dunia, karena banyak yang menggunakannya maka bahasa Arab ini menjadi bahasa Internasional dan diakui oleh dunia. Maka tidak berlebihan jika pembelajaran bahasa Arab perlu mendapatkan penekanan dan perhatian mulai dari tingkat SD (Sekolah Dasar) sampai Lembaga Pendidikan Tinggi baik Negeri maupun Swasta, Umum maupun yang Agama untuk diajarkan dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan peran utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini siswa sebagai subyek belajar harus meluangkan waktu seoptimal mungkin untuk meningkatkan kualitas belajar. Dengan demikian belajar adalah proses yang ditandai perubahan diri pada seseorang. Perubahan dalam hal ini adalah tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, serta perubahan pada aspek lain yang ada pada diri siswa.









BAB III
METODE PENELITIAN
A.METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan sekali pertemuan untuk tes observasi, metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran cooperative script dijabarkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. pelaksanaan tindakan                                                                                                
Tindakan yang akan dilakukan pada pertemuan 1  yaitu menggunakan metode cooperative script dalam pembelajaran bahasa arab. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan menyusun tes yang akan digunakan untuk evaluasi serta instrumen observasi pembelajaran. Menyiapkan materi untuk kegiatan pembelajaran diskusi berpasangan dalam pembelajaran cooperative script.
2. Pelaksanaan Tindakan
Hari/Tanggal : Kamis, 04 Desember 2014
Pokok Bahasan : mengenal nama binatang dalam bahasa arab
Kelas/Semester : V/I
Waktu : 4 x 35 menit ( 2x pertemuan)
Uraian Kegiatan
Uraian kegiatan dalam pertemuan ini meliputi kegiatan awal, inti dan akhir.
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal pertemuan 1 guru memperjelas kembali tentang pelaksanaan metode pembelajaran cooperative script, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
b. Kegiatan Inti
·         Siswa dibagi menjadi 14 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari atau sama dengan 2 orang siswa berpasangan sebagai penulis dan pembaca
·         Guru memberikan lembar materi bahasa arab pada KD “7.4 Mendeskripsikan nama-nama binatang dalam bahasa arab”.
·         Setelah siswa selesai menulist selanjutnya adalah  membuat kesepakatan atas pembagian peran yaitu dari masing-masing pasangan siswa satu anak menjadi penulis dan yang lainnya menjadi pembaca.
·         Masing-masing pasangan siswa berdiskusi dengan pasangannya dan ketika mereka selesai dengan satu peran kemudian mereka bertukar peran.
·         Masing-masing pasangan siswa melakukan unjuk kerja berupa presentasi di depan kelas.
·         Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari diskusi.
·         Siswa diberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan sebagai mengetahui kemampuan belajar siswa pada akhir kegiatan.
·         Dalam pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pada waktu mengajar
c. Kegiatan Penutup    
Pada kegiatan penutup guru mengadakan  tes evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa memahami pembelajaran. Setiap siswa mendapatkan soal untuk dikerjakan sendiri dan setelah selesai dikerjakan siswa mengoreksi hasil tes dengan cara ditukarkan dengan temannya.
Pertemuan  ke-2 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan sekali pertemuan untuk tes evaluasi. Dalam pembelajarannya, di pertemuan  dua ini masih menggunakan  model cooperative script. Penjabaran hasil penelitiannya sebagai berikut :
1. Perencanaan tindakan
Tindakan yang akan dilakukan pada siklus dua ini masih sama seperti siklus pertama yaitu menggunakan metode cooperative script dalam pembelajaran bahasa arab.
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan menyusun Tes yang akan digunakan untuk evaluasi serta instrument observasi pembelajaran. Menyiapkan materi untuk kegiatan pembelajaran diskusi berpasangan dalam pembelajaran cooperative script. Selain itu pada pertemuan dua ini ada beberapa hal yang harus dilakuakan untuk memperbaiki kekurangan pertemuan 1  seperti yang sudah dijabarkan dalam permasalahan pertemuan 1.
2. Pelaksanaan Tindakan
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Desember 2014
Pokok Bahasan : mari menyusun kalimat bersama-sama
Kelas/Semester : V/I
Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan)
Uraian Kegiatan
Uraian kegiatan dalam pertemuan ini meliputi kegiatan awal, inti dan akhir
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal pertemuan 1 guru memperjelas kembali tentang pelaksanaan metode pembelajaran cooperative script, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
b. Kegiatan inti
·         Siswa dibagi menjadi 14 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari atau sama dengan 2 orang siswa berpasangan sebagai pembicara dan pendengar.
·         Guru memberikan lembar materi bahasa arab pada KD” 7.6 mengidentifikasi mari menyusun kalimat bersama’’ Setelah siswa selesai membuat ringkasan selanjutnya adalah membuat kesepakatan atas pembagian peran yaitu dari masing-masing pasangan siswa satu anak menjadi pembicara dan yang lainnya menjadi pendengar
·         Masing – masing pasangan siswa berdiskusi dengan pasangannya dan ketika mereka selesai dengan satu peran kemudian mereka bertukar peran.
·         Masing – masing pasangan siswa melakukan unjuk kerja berupa presentasi di depan kelas.
·         Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari diskusi.
·         Siswa diberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan sebagai mengetahui kemampuan belajar siswa pada akhir kegiatan.
·         Dalam pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pada waktu mengajar
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup guru mengadakan tes evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa memahami pembelajaran. Setiap siswa memdapatkan soal untuk dikerjakan sendiri dan setelah selesai dikerjakan siswa mengoreksi hasil tes dengan cara ditukarkan dengan temannya.




BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan metode kooperatif skrip dalam pembelajaran bahasa arab pada siswa kelas V madrasyah ibtidayah, dapat meningkatan ketuntasan hasil belajar siswa.
2. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif skrip dapat meningkatkan hasil belajar bahasa arab pada siswa kelas V madrasyah ibtidayah.

B. Saran
Saran dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Guru hendaknya memmberikan motivasi pada siswa dalam pembelajaran, karena dengan motivasi siswa lebih berani untuk mengutarakan pendapatnya









Wednesday, June 7, 2017

metode cooperative srcipt

BAB II
LANDASAN TEORI
A.pengertian  metode cooperative script
1. Pengertian Metode Cooperative Script
Metode Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di model pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning ). Metode ini dikemukakan oleh Danserau dan kawan-kawan pada tahun 1985.15 Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri.16 Pada pembelajaran kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan masalah ( tugas ).
Adapun pengertian Pembelajaran Kooperatif adalah sebagi berikut :
a.         Pembelajarn kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
b.         Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur, tugas, tujuan dan hadiah.
c.         Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4 – 6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara siswa dalam suatu kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan belajar bersama.
Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berfikir dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerjasama dan membantu teman. Selain itu keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Metode Cooperative script terdiri dari dua kata yaitu “ Cooperative” dan ” Script”. Kata Cooperative berasal dari kata “ Cooperate “ yang berarti bekerjasama, bantu-membantu, gotong-royong, selain itu juga berasal dari kata “ Cooperation “ yang artinya kerjasama, koperasi persekutuan.  Sedangkan kata “ Script ” berasal dari kata “ Script ” yang berarti uang kertas, darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi yang dimaksud Cooperative Script disini adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara.
Menurut Dansereau dan kolegennya Cooperative Script adalah suatu cara bekerjasama dalam membuat naskah tulisan tangan dengan berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan materi-materi yang dipelajari. Dengan kata lain metode cooperative script merupakan metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Metode Cooperative dikenal juga dengan nama metode Skrip Koperatif.
Kelebihan metode cooperative script
Kekurangan metode cooperative script
Melatih pendengaran, ketelitian/kecermata.
Hanya digunakan untuk pembelajaran tertentu
Semua siswa mendapat peran dalam diskusi, kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapat
Hanya dilakukan dua orang. Tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut.
Melatih siswa mengevaluasi hasil diskusi untuk diselesaikan bersama.



2.pembelajaran bahasa arab
Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam berinteraksi dengan siapapun di dunia ini,banyak sekali bahasa yang tercipta, semua itu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan yang lainnya.Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang utama, kreatif, dan cepat bagi manusia untuk menyampaikan ide, pikiran dan perasaannya.Bahasa tidak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia, karena manusialah yang menggunakan bahasa itu sendiri untuk berinteraksi.
Dengan demikian bahasa merupakan tanda kebesaran Allah SWT sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum : 22, yang artinya: “Dan diantara tanda tandak keuasaannya-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lain bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” (Ar-Rum : 22) 
Bahasa Arab memiliki keistimewaan dengan bahasa lainnya, karena nilai sastra yang bermutu tinggi bagi mereka yang mendalaminya serta bahasa Arab juga ditakdirkan sebagai bahasa Al-Qur’an yang mengkomunikasikan kalam Allah. Karena di dalamnya terdapat uslub bahasa yang mengagumkan bagi manusia dan tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya. Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yan lain.” (Al-Israa’: 88)
Bahasa Arab dan Al-Qur’an merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam belajar Al-Qur’an bahasa Arab adalah syarat mutlak yang harus dikuasai, demikian halnya denga belajar bahasa Al-Qur’an berarti belajar bahasa Arab. Bahasa Arab termasuk salah satu di antara bahasa yang banyak digunakan di dunia, karena banyak yang menggunakannya maka bahasa Arab ini menjadi bahasa Internasional dan diakui oleh dunia. Maka tidak berlebihan jika pembelajaran bahasa Arab perlu mendapatkan penekanan dan perhatian mulai dari tingkat SD (Sekolah Dasar) sampai Lembaga Pendidikan Tinggi baik Negeri maupun Swasta, Umum maupun yang Agama untuk diajarkan dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.

Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan peran utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini siswa sebagai subyek belajar harus meluangkan waktu seoptimal mungkin untuk meningkatkan kualitas belajar. Dengan demikian belajar adalah proses yang ditandai perubahan diri pada seseorang. Perubahan dalam hal ini adalah tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, serta perubahan pada aspek lain yang ada pada diri siswa.

Tuesday, May 23, 2017

metode gramatikal dalam pemebelajaran bahasa arab


METODE GRAMATIKAL – 
TERJEMAH (THARIQAH QAWAID WA TARJAMAH

PENGERTIAN METODE QAWAID DAN TERJEMAH
Metode qawaid dan tarjamah adalah gabungan dari  metode gramatika dan metode terjemah. Metode ini merupakan cara mempelajari bahasa asing  yang  lebih menekankan pada qawaid ataupun kaidah-kaidah bahasa untuk dapat mencapai sebagian dari 4 keterampilan bahasa, yaitu membaca, menulis dan menterjemah. Metode qawa’id dan tarjamah dapat dikatakan lebih ideal dari  pada salah  satu  ataupun  keduanya dari metode ini (gramatika dan terjemah).
Metode qawaid dan tarjamah dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan untuk mempelajari serta mengajarkan bahasa asing. Metode ini digunakan untuk dapat mengajarkan bahasa yang mempunyai peradaban di masa lampau. Selain itu, metode ini juga bermuara pada zaman kebangkitan di Eropa yang pada masa itu bahasa Yunani dan juga bahasa Latin digunakan untuk dapat mentransfer warisan kemanusiaan dan peradaban ke dunia Barat yang diterjemahkan dan ditulis ke dalam berbagai macam bahasa.
Inti kegiatan belajar bahasa asing dengan metode qawa’id dan tarjamah adalah menganalisa tata bahasa dan menulis kalimat serta menghapalkan kosakatanya sebagai dasar transformasi kedalam bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari konsep dasar tersebut dapat kita ketahui bahwa ada beberapa karakteristik metode qawa’id dan tarjamah, yaitu :
• Adanya kegiatan disiplin mental dan pengembangan intelektual di dalam belajar bahasa dengan banyaknya penghafalan dan memahami berbagai fakta.
•Ada penekanan lebih pada kegiatan membaca, mengarang dan juga terjemah.
•Kosakata yang selektif, khususnya berdasarkan pada teks-teks bacaan yang dipakai.
•Unit yang paling mendasar adalah kalimat, perhatian lebih banyak dicurahkan pada kalimat, sebab para pelajar peserta didik lebih banyak mencurahkan waktunya dalam aktivitas penerjemahan dalam kalimat-kalimat terpisah.
•Tata bahasa diajarkan secara deduktif, yaitu dengan cara penyajian kaidah-kaidah bahasa. Kemudian dilatih lewat berbagai latihan terjemahan.
Bahasa peserta didik sehari-hari atau bahasa ibu digunakan sebagai bahasa pengantar .

kelebihan dari metode gawa'id /terjemahan
Peserta didik dapat mengusai dalam artian arti hafal di luar kepala berbagai kaidah bahasa target.
Peserta didik dapat memahami isi detail dari bahan bacaan yang dipelajarinya serta mampu menerjemahkannya.
Para peserta dapat menghafal kosa kata dalam jumlah yang cukup banyak dalam setiap pertemuan.
Metode ini dapat memperkuat kemampuan para peserta didik dalam menghafal.
dalam kemampuan membaca, menulis, dan juga menerjemah.
Metode ini tidak menuntut para peserta didik untuk aktif dalam berbahasa Arab.
Metode ini mudah dilakukan bagi semua tingkat kemampuan peserta didik

kekurangannya dari metode gawa'id?terjemahan
Dibutuhkan seorang pendidik yang terlatih dan mahir dalam penerjemahan
Metode qawa’id dan tarjamah banyak mengajarkan peserta didik tentang  bahasanya  bukan kemahiran  dalam berbahasa
Terjemahan harfiyah pada metode qawa’id dan tarjamah sering mengacaukan  makna  kalimat didalam  konteks  yang luas.
Peserta didik hanya  mempelajari  satu ragam  bahasa saja.
Para peserta didik menghafalkan kaidah-kaidah bahasa  yang  disajikan dengan cara  perskriftif.
Anilisis tatabahasa pada metode qawa’id dan tarjamah ini mungkin baik bagi dan mudah mereka yang merancangnya, tapi tidak menutup kemungkinan bisa membingungkan peserta didik karena cukup rumit.
Lebih banyak mementingkan pengajaran ilmu tentang bahasa arab, bukan bahasa sendiri




contoh proposal kuantitatif lengkap judul penerapan metode demontrasi melalui media sederhana

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MIN BAB I P...