Tuesday, May 23, 2017

konsep pembelajaran bahasa arab dalam pelajaran bahasa arab


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah member hidayah-Nya yang tak terhingga kepada pemakalah, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab MI “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Sekolah” ini dengan baik, shalawat beserta salam pemakalah panjatkan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mengubah pola fikir manusia dari yang biasa menjadi manusia yang berakhlakul karimah.
            Adapun dalam penulisan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta para pembaca pada umumnya dan pemerhati ilmu pengetahuan. Akhirnya pada Allah lah kita berserah diri, amin ya rabbal ‘alamin.







Krueng Geukueh, 21 Maret 2017

                                                                                                                    Pemakalah





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C.     Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pembelajaran Bahasa Arab ..................................................................................... 3
B.     Problematika Pembelajaran Bahasa Arab ............................................................... 6
C.     Upaya Mengatasinya .............................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................................. 16
B.     Kritik dan Saran ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam berinteraksi dengan siapapun di dunia ini, banyak sekali bahasa yang tercipta, semua itu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan yang lainnya. Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang utama, kreatif, dan cepat bagi manusia untuk menyampaikan ide, pikiran dan perasaannya. Bahasa tidak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia, karena manusialah yang menggunakan bahasa itu sendiri untuk berinteraksi.
Dengan demikian bahasa merupakan tanda kebesaran Allah SWT sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum : 22, yang artinya : “Dan diantara tanda tandak keuasaannya-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lain bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” (Ar-Rum : 22) 
Bahasa Arab memiliki keistimewaan dengan bahasa lainnya, karena nilai sastra yang bermutu tinggi bagi mereka yang mendalaminya serta bahasa Arab juga ditakdirkan sebagai bahasa Al-Qur’an yang mengkomunikasikan kalam Allah. Karena di dalamnya terdapat uslub bahasa yang mengagumkan bagi manusia dan tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya. Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yan lain.” (Al-Israa’: 88) 
Bahasa Arab dan Al-Qur’an merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam belajar Al-Qur’an bahasa Arab adalah syarat mutlak yang harus dikuasai, demikian halnya denga belajar bahasa Al-Qur’an berarti belajar bahasa Arab. Bahasa Arab termasuk salah satu di antara bahasa yang banyak digunakan di dunia, karena banyak yang menggunakannya maka bahasa Arab ini menjadi bahasa Internasional dan diakui oleh dunia. Maka tidak berlebihan jika pembelajaran bahasa Arab perlu mendapatkan penekanan dan perhatian mulai dari tingkat SD (Sekolah Dasar) sampai Lembaga Pendidikan Tinggi baik Negeri maupun Swasta, Umum maupun yang Agama untuk diajarkan dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan peran utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini siswa sebagai subyek belajar harus meluangkan waktu seoptimal mungkin untuk


meningkatkan kualitas belajar. Dengan demikian belajar adalah proses yang ditandai perubahan diri pada seseorang. Perubahan dalam hal ini adalah tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, serta perubahan pada aspek lain yang ada pada diri siswa.[1] Dengan ini penulis akan memberikan sedikit pemaparan mengenai problematika dan solusi pembelajaran bahasa arab guna lebih menguasai bagaimana cara belajar lebih efektif dan efisien.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah konsep pembelajaran bahasa arab?
2.      Faktor apa yang menjadi sebuah problem dalam pembelajaran bahasa arab?
3.      Bagimana upaya mengatasinya?

C.    Tujuan pembahasan
1.      Untuk mengetahui konsep pembelajaran bahasa arab
2.      Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi sebuah problem dalam pembelajaran bahasa arab
3.      Untuk mengetahui cara mengatasinya



















BAB II
PEMBAHASAN

A.       Konsep Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran tidak terlepas dari dua peristiwa yaitu peristiwa belajar dan peristiwa mengajar, di mana keduanya terdapat hubungan yang erat bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain.
1.      Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perilaku mengandung pengertian yang luas. Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan sikap dan sebagainya. Sedangkan pengertian lain menyebutkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam buku yang lain Oemar Hamalik menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses, suatu usaha, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan yang bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami dan hasilnya bukan suatu penguasaaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan”.
Lebih lanjut Sardiman mengatakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar itu juga akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor berikut:
a)      Kesiapan (readiness): yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
b)        Motivasi: yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu Tujuan yang ingin dicapai. 
Sedangkan belajar bahasa Arab merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim. Fungsi bahasa Arab dalam Islam tampak dalam


kegiatan-kegiatan peribadatan seperti lafaz sholat, adzan, iqomah dan lain-lain. Karena sifatnya yang ritual maka lafaz-lafaz tersebut harus diucapkan dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Arab.

2.      Pengertian Mengajar.
Seiring dengan perkembangan zaman, definisi mengajar dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan. Dalam hal ini ada beberapa definisi tentang mengajar yang dilontarkan oleh para ahli pendidikan, di antaranya adalah: Menurut pandangan William H.Burton dalam Subana, dkk, “mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Terkait dengan mengajar Sardiman juga mengemukakan dalam bukunya “mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar”. Sama halnya dengan belajar, mengajarpun menurut Nana Sudjana pada hakikatnya “mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar”. Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu upaya atau usaha sadar yang dilakukan oleh guru dengan merekayasa lingkungan belajar guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Sedangkan pengertian pengajaran menurut Sastra Widjaja, pengajaran adalah “suatu usaha mengubah seseorang agar ia dapat berperilaku tetap dimana usaha mengubah itu dilakukan secara terkendali”. Sedangkan Ahmad Rohani menjelaskan bahwa pengajaran adalah “totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi, dari evaluasi ini diteruskan dengan follow up”. Singkatnya dapat disimpulkan bahwa konsep pengajaran adalah upaya seorang guru secara menyeluruh dan terorganisir dalam proses belajar mengajar mulai dari perencanaan hingga evaluasi untuk mencapai perubahan tingkah laku peserta didik.
Sedangkan Depag merumuskan bahwa “Pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing dn mengembangkan dan membina kemampuan bahasa Arab siswa baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab dalam hal ini bahasa Arab fusha”.

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Menurut Arif dalam bukunya Abdul Hadis Psikologi dalam Pendidikan disebutkan bahwa masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor guru sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek pembelajaran. Tanpa adanya faktor guru dan peserta didik dengan berbagai potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dikelas atau ditempat lain dapat berlangsung dengan baik.
Namun pengaruh berbagai faktor lain tidak boleh diabaikan, misalnya faktor media dan instrument pembelajaran, fasilitas belajar, infrastruktur sekolah, fasilitas laboratorium, manajemen sekolah, sistem pembelajaran dan evaluasi, kurikulum, metode, dan strategi pembelajaran. Kesemua faktor-faktor tersebut dengan pendekatan berkontribusi berarti dalam meningkatkan kualitas dan hasil interaksi belajar mengajar di kelas dan tempat belajar lainnya” 
Berikut akan dijelaskan pengaruh masing-masing faktor sebagai berikut:
a)      Media dan instrumen pembelajaran memiliki pengaruh dalam membantu guru mendemonstrasikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa sehingga menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif dengan kata lain media dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
b)      Fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah memadai di suatu sekolah memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan proses belajar-mengajar. Tanpa ada fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah yang memadai di sekolah, proses interaksi belajar-mengajar kurang dapat berjalan secara maksimal dan optimal.
c)      Metode pengajaran memiliki peranan yang penting dalam memperlancar kegiatan belajar mengajar artinya proses belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar yang bervariasi. Dalam hal ini tugas guru adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
d)     Evaluasi atau penilaian berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran dan untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Tanpa adanya evaluasi guru tidak akan mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan tidak bisa menilai tindakan mengajarnya serta tidak ada tindakan untuk memperbaikinya.
Syaikh Mustafa Al Gulayani dalam bukunya bahasa Arab lengkap dengan terjemahannya “Jamiuddurus Arobiyah” mendefinisikan bahasa Arab sebagai berikut : bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud dan tujuan. Jadi pembelajaran bahasa arab adalah salah satu mata pelajaran aktif dan inti yang interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan guna mencapai tujuan pembelajaran dalam proses membelajarkan peserta didik.

B.     Faktor yang Mempengaruhi Problematika Pembelajaran Bahasa arab di Sekolah
1.       Faktor Internal
Faktor internal merupakan motivasi idealis yang membantu seseoarang dalam belajar. Seseorang yang memiliki motif internal akan lebih kuat dalam proses belajarnya dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya. Motif internal lahir dari perenungan tentang konsep diri (filosofis) yang mempertanyakan manfaat belajar itu sendiri.
Jadi, yang dimaksud faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa itu sendiri. Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian.[2]  
Faktor Internal yang terdapat pada siswa meliputi:
a)      Bakat
Setiap Individu atau setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Bakat biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Bakat merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus).[3]
Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik. Untuk  mendidik anak supaya tidak membebani anak tersebut, bakat sangat penting bahkan untuk menentukan dimana dia cocok untuk disekolahkan.

b)      Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang tanpa adanya batasan waktu.[4]
Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
Dalam hal ini siswa harus memiliki minat dalam belajar, sedangkan guru berperan untuk mengarahkan minat anak didiknya melalui metode yang dianggap cocok untuk siswa maupun metode yang sedang digemari siswanya sehingga tidak mudah menemui kejenuhan dalam belajar.
Minat yang tinggi untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadab bahasa Arab harus bisa diterapkan oleh anak didik itu sendiri supaya pemahaman terhadap materi yang akan atau sedang disampaikan mudah diterima.
Supaya minat dapat tercapai dengan hasil yang baik, maka harus didukung dengan tiga aspek yaitu:
·         Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
·         Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
·         Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.[5]

c)      Kemauan
Faktor paling dasar untuk memperoleh dan berhasil terhadap segala sesuatu yang diinginkan oleh seseorang adalah kemauan. Keamauan ini muncul pada diri seseorang tanpa adanya paksaan dari luar diri seseorang.
Kemauan seorang anak didik dalam mempelajari bahasa Arab dapat merubah atau menentukan prestasinya. Intelektualitas tinggi tanpa didukung adanya kemauan tidak bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, akan tetapi intelektualitas yang pas-pasan jika memiliki rasa kemauan cukup tinggi dapat menentukan hasil yang lebih.
d)     Pengalaman terdahulu terhadap pembelajaran
Mengenai permasalahan pengalaman terdahulu seorang anak didik terhadap pembelajaran hanya pada lembaga formal saja akan tetapi pendidikan non-formal juga berpengaruh dalam membangun pengalaman anak didik.
Pada sekolah atau lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab, pendidikan formal dalam hal ini Madrasah sebelum anak didik mempelajari bahasa Arab pada sekolah/lembaga pendidikan yang sedang ia jalani, sudah pasti ada pengenalan terhadap bahasa Arab.
Sama halnya pada pendidikan non-formal seperti pesantren maupun tempat pendidikan lingkungan masyarakat seperti dalam pengajian (ngaji) pada masjid maupun mushola pastinya sudah dikenalkan walaupun sekedar pada tingkatan membaca, akan tetapi pengenalan semacam ini bisa menjadikan modal bagi anak didik dalam menempuh pendidikan yang sedang dialami.
Faktor internal dalam diri anak didik jika cocok dengan pendidikan yang sedang ia alami pada saat ini sangat perpengaruh positif dalam meraih prestasi belajar, sebab anak didik bisa dengan mudah beradaptasi melalui kepribadian yang ada dalam dirinya.  

2.       Faktor eksternal adalah seluruh faktor yang mendukung proses belajar di luar motif idealis. Dalam faktor ini penulis akan membahas tiga macam yaitu:
a)      Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan pendidikan sosial anak didik yang meliputi:
·           Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan juga anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.[6]
Secara umum, bagi seorang anak didik, keluarga merupakan tempat awal dan paling utama guna mendapatkan pendidikan luar sekolah. Di dalam keluarga inilah seorang anak didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus disadari dan diinsyafi oleh tiap-tiap keluarga, bahwa anak berada dalam keluararga dengan segala proses hingga dapat melepaskan diri dari ikatan keluarga.
Keluarga sebagai tempat pencetak pengalaman paling awal bagi anak maka keluarga jangan sampai meninggalkan dasar-dasar pendidikan yang baik, sebab kemajuan perkembangan anak didik lebih menguntungkan  bagi yang hidup dalam keluarga serta lingkungan yang baik.
Dalam pendidikan atau belajar bahasa Arab, keluarga di Indonesia yang pada umumnya beragama Islam tidak berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Dari sisi ini keluarga belum bisa efektif dalam memahami bahasa arab akan tetapi sudah bisa sedikit mengenalkan tentang bahasa Arab melalui bahasa ibadah yang yang diajarkan orang tua kepada anak.

·           Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.[7]
Marsyarakat merupakan sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuannya dan dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.[8]
Dalam dunia pendidikan, masyarakat berperan membangun karakteristik seorang siswa atau mempengaruhi pendidikan dengan cita-citanya. Tugas masyarakat di dalam pendidikan ialah membiayai sekolah/pendidikan. Masyarakat memiliki tujuan tertentu: ialah agar anak didik yang muda- muda kelak dapat membantu kepada masyarakat dan mengabdi kepada negara.
Anak didik suatu Madrasah atau yang sedang mempelajari bahasa Arab sangat beruntung ketika hidup dalam lingkungan masyarakat yang peradaban islamnya tinggi, sebab sudah secara langsung ia belajar atau memiliki bekal ilmu dari lingkungan masyarakat. Bahasa Arab memang tidak dipakai sebagai bahasa komunikasi pada lingkungan tersebut akan tetapi ada pengenalan melalui bacaan do’a maupun pengajian yang isi bahasannya bersumber dari bahasa Arab.

·                Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, semakin maju suatu masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses pembangunan masyarakat itu.
Dalam runtutan pendidikan, sekolah sebagai tempat pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga selain itu juga anak didik perlu menganggap sekolah sebagai keluarga kedua. Maka sebagian dari kehidupan sekolah adalah ekstensi dari kehidupan keluarga, sehingga sekolah perlu mencerminkan hal tersebut pada masyarakat dengan harapan kehidupan keluarga bisa sejalan dengan masyarakat patembayan (gemeinschaft).[9]

b)      Guru
Guru sangat menentukan karakteristik siswa atau anak didik sekaligus sebagai seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan negara. Secara garis besar, guru merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik.
Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.[10]
Dilihat daru faktor eksternal siswa, secara langsung guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami suatu pembelajara. Maka dari itu guru harus betul-betul dapat memberi solusi  dalam belajar siswa. Profesi guru sangat memerlukan suatu keahlian khusus dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, guru perlu mengetahui beberapa prinsip mengajar yaitu:
·         Dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang disampaikan dan dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
·         Mampu membangkitkan minat peseta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
·         Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan memberikannya sesuai kemampuan peserta didik.
·         Guru mampu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah diketahui oleh peserta didik (kegiatan apersepsi).
·         Mampu menjelaskan unit pelajaran berulang-ulang sehingga tanggapan peserta didik semakin jelas.
·         Guru wajib memikirkan dan memperhatikan korelasi untuk kehidupan sehari-hari.
·         Guru harus tetap menjaga konsentrasi peserta didik dengan cara memberi kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengtamati atau meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatkannya.
·         Mampu mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun luar kelas.
·         Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.[11]
Dalam kegiatan belajar, guru diharapkan peka terhadap situasi yang sedang dihadapi, baik dipengaruhi oleh faktor guru sendiri, siswa, kurikulum, maupun lingkungan. Sebelum masuk pada materi pelajaran guru harus menguasai bahan ajar yang akan disampaikan.
Bila guru sudah betul-betul menguasai dan mentest kebenaran pelajaran, dan sudah memlih bahan yang sesuai dengan tingkat kecerdasan murid, maka hendaklah guru menyusun dan membaginya (mengelompokannya) dengan pembagian yang seksama sesuai dengan tempatnya.[12]

c)      Buku teks
Buku teks merupakan bahan/media cetak (printed materialis). Media cetak bagian dari faktor eksternal sebagai media pengajaran bukan hanya buku teks saja, bisa jadi terbitan berkala maupun lembaran lepas.
Buku dalam proses kegiatan belajar memang bukan faktor utama akan tetapi buku sangat mendukung lancarnya proses belajar baik bagi siswa maupun guru. Fungsi buku bagi siswa dalam pembelajaran hanya sebagai media untuk mempermudah tugas guru, bukan guru karena buku tida bisa berperan sebagai guru.
Seorang siswa supaya lebih mengenal terhadap materi yang baru dan lisan hendaklah datang dari guru, sedangkan buku teks untuk dijadikan pelengkap.[13]

C.    Upaya Mengatasinya
Pada beberapa pembahasan diatas, problem dalam pembelajaran bahasa Arab pastinya ada cara menangani atau solusi agar permasalahan anak didik segera bisa dipecahkan. Dalam pembahasan diatas faktor kesulitan belajar bahasa Arab secara garis besar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa arab pada faktor internal, dalam menentukan maupun menjalani kegiatan belajar, anak didik harus menyeimbangkan dengan potensi diri yang dimiliki dan bisa beradaptasi dengan pendidikan yang sedang dilakukan.
Sedangkan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab dari faktor eksternal, maka yang terlibat dalam faktor ini harus bisa menunjukan atau mendukung proses belajar anak didik dan anak didik pun dapat menerima sehingga ada timbal balik yang saling mengnuntungkan (mutualisme).
Bahasa Arab mudah, penting dan dapat di gunakan dalam berbagai hal, statment ini yang harus dimunculkan supaya peningkatan SDM dalam pembelajaran bahasa Arab bisa tercapai dan yang terpenting untuk belajar/berbicara bahasa Arab bagi orang yang masih awam menurut Ma’mun Efendi Nur cukup dengan kalimat dzikir untuk digunakan dalam komunikasi dapat memahamkan


















































BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Depag merumuskan bahwa “Pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing dn mengembangkan dan membina kemampuan bahasa Arab siswa baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab dalam hal ini bahasa Arab fusha”.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor guru sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek pembelajaran.
Ada 2 faktor yang menjadi sebuah problem dalam pembelajaran bahasa arab di sekolah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa arab pada faktor internal, dalam menentukan maupun menjalani kegiatan belajar, anak didik harus menyeimbangkan dengan potensi diri yang dimiliki dan bisa beradaptasi dengan pendidikan yang sedang dilakukan.
Sedangkan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab dari faktor eksternal, maka yang terlibat dalam faktor ini harus bisa menunjukan atau mendukung proses belajar anak didik dan anak didik pun dapat menerima sehingga ada timbal balik yang saling mengnuntungkan (mutualisme).

B.     Kritik dan Saran
Dari hasil makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari diri saya. Penyusun sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan karya ilmiah selanjutnya.





DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo)
Alex Sobur, Psikologi Umum,  (Bandung : Pustaka Setia: 2003)
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cet IV, (Jakarta: PT Rineka Cipta)
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, cet 13, (Yogyakarta:  ANDI OFFSET)
Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2002)
Abdul Wahab Rosyidin & Umi Machmudah, Active learning dalam pembelajaran bahasa Arab, cet 1 (Malang : UIN Malang Press)
Alex Sobur, Psikologi Umum,  (Bandung: Pustaka Setia: 2003)
Abubakar Muhammad, Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981)
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)



[2] Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo), hal. 5.
[3] Alex Sobur, Psikologi Umum,  (Bandung : Pustaka Setia: 2003), hal. 181
[4] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cet IV, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hal. 57.
[8] Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, cet 13, (Yogyakarta:  ANDI OFFSET),  hal. 133
[9]  Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2002), hal.. 60.
[10]  Abdul Wahab Rosyidin & Umi Machmudah, Active learning dalam pembelajaran bahasa Arab, cet 1 (Malang : UIN Malang Press), hal. 9
[11] Alex Sobur, Psikologi Umum,  (Bandung: Pustaka Setia: 2003), hal. 181.
[12] Abubakar Muhammad, Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal. 7-8.
[13] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 70

1 comment:

  1. LuckyClub Casino Site - Play Live Games Online at Lucky Club
    Lucky Club online casino is a safe and secure online casino with the latest bonuses and free spins. luckyclub.live Enjoy a lot of fun in your home.

    ReplyDelete

contoh proposal kuantitatif lengkap judul penerapan metode demontrasi melalui media sederhana

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MIN BAB I P...