KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah member hidayah-Nya yang
tak terhingga kepada pemakalah, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab MI “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
di Sekolah” ini dengan baik, shalawat beserta salam pemakalah panjatkan
kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mengubah pola fikir manusia dari
yang biasa menjadi manusia yang berakhlakul karimah.
Adapun dalam penulisan makalah ini
penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta para pembaca pada
umumnya dan pemerhati ilmu pengetahuan. Akhirnya pada Allah lah kita berserah
diri, amin ya rabbal ‘alamin.
Krueng
Geukueh, 21 Maret 2017
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran
Bahasa Arab ..................................................................................... 3
B. Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab ............................................................... 6
C. Upaya
Mengatasinya .............................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................................................. 16
B. Kritik
dan Saran ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang
paling penting dalam berinteraksi dengan siapapun di dunia ini, banyak sekali
bahasa yang tercipta, semua itu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan
yang lainnya. Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang utama, kreatif, dan
cepat bagi manusia untuk menyampaikan ide, pikiran dan perasaannya. Bahasa
tidak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia, karena manusialah yang
menggunakan bahasa itu sendiri untuk berinteraksi.
Dengan demikian bahasa merupakan
tanda kebesaran Allah SWT sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum : 22, yang artinya : “Dan
diantara tanda tandak keuasaannya-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lain bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” (Ar-Rum :
22)
Bahasa Arab memiliki keistimewaan dengan bahasa
lainnya, karena nilai sastra yang bermutu tinggi bagi mereka yang mendalaminya
serta bahasa Arab juga ditakdirkan sebagai bahasa Al-Qur’an yang
mengkomunikasikan kalam Allah. Karena di dalamnya terdapat uslub bahasa yang mengagumkan
bagi manusia dan tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya. Dalam Al-Qur’an
disebutkan: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa dengan al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yan
lain.” (Al-Israa’: 88)
Bahasa Arab dan Al-Qur’an merupakan kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam belajar Al-Qur’an bahasa
Arab adalah syarat mutlak yang harus dikuasai, demikian halnya denga belajar
bahasa Al-Qur’an berarti belajar bahasa Arab. Bahasa Arab termasuk salah satu
di antara bahasa yang banyak digunakan di dunia, karena banyak yang
menggunakannya maka bahasa Arab ini menjadi bahasa Internasional dan diakui
oleh dunia. Maka tidak berlebihan jika pembelajaran bahasa Arab perlu
mendapatkan penekanan dan perhatian mulai dari tingkat SD (Sekolah Dasar)
sampai Lembaga Pendidikan Tinggi baik Negeri maupun Swasta, Umum maupun yang
Agama untuk diajarkan dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan
peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan peran utama
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Dalam hal ini siswa sebagai subyek belajar harus meluangkan waktu seoptimal
mungkin untuk
meningkatkan
kualitas belajar. Dengan demikian belajar adalah proses yang ditandai perubahan
diri pada seseorang. Perubahan dalam hal ini adalah tingkah laku, pengetahuan,
pemahaman, kebiasaan, serta perubahan pada aspek lain yang ada pada diri siswa.[1] Dengan ini penulis
akan memberikan sedikit pemaparan mengenai problematika dan solusi pembelajaran
bahasa arab guna lebih menguasai bagaimana cara belajar lebih efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah konsep pembelajaran
bahasa arab?
2.
Faktor apa yang menjadi sebuah
problem dalam pembelajaran bahasa arab?
3.
Bagimana upaya mengatasinya?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui konsep pembelajaran bahasa arab
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi sebuah problem dalam
pembelajaran bahasa arab
3. Untuk mengetahui cara mengatasinya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran tidak terlepas dari dua peristiwa yaitu peristiwa belajar dan
peristiwa mengajar, di mana keduanya terdapat hubungan yang erat bahkan terjadi
kaitan dan interaksi saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain.
1.
Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perilaku mengandung pengertian
yang luas. Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan sikap dan
sebagainya. Sedangkan pengertian lain menyebutkan belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dalam buku yang lain Oemar Hamalik menyatakan
bahwa “belajar adalah suatu proses, suatu usaha, kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan yang bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu
mengalami dan hasilnya bukan suatu penguasaaan hasil latihan melainkan
perubahan kelakuan”.
Lebih lanjut Sardiman mengatakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar
itu juga akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Perubahan perilaku dalam proses
belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya
berlangsung secara disengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya
faktor-faktor berikut:
a)
Kesiapan
(readiness): yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
b)
Motivasi: yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu
Tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan belajar bahasa Arab
merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim. Fungsi bahasa Arab dalam Islam
tampak dalam
kegiatan-kegiatan peribadatan seperti lafaz sholat, adzan, iqomah dan
lain-lain. Karena sifatnya yang ritual maka lafaz-lafaz tersebut harus
diucapkan dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Arab.
2. Pengertian Mengajar.
Seiring dengan perkembangan zaman, definisi mengajar dari tahun ke tahun
selalu mengalami perubahan. Dalam hal ini ada beberapa definisi tentang
mengajar yang dilontarkan oleh para ahli pendidikan, di antaranya adalah: Menurut pandangan William H.Burton dalam Subana, dkk,
“mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan
dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Terkait dengan mengajar
Sardiman juga mengemukakan dalam bukunya “mengajar adalah suatu usaha untuk
menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar”. Sama halnya dengan belajar, mengajarpun
menurut Nana Sudjana pada hakikatnya “mengajar adalah suatu proses, yakni
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar”. Dari pendapat
kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu upaya atau
usaha sadar yang dilakukan oleh guru dengan merekayasa lingkungan belajar guna
mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Sedangkan pengertian pengajaran menurut Sastra Widjaja, pengajaran adalah
“suatu usaha mengubah seseorang agar ia dapat berperilaku tetap dimana usaha
mengubah itu dilakukan secara terkendali”. Sedangkan Ahmad Rohani menjelaskan
bahwa pengajaran adalah “totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali
dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi, dari evaluasi ini diteruskan
dengan follow up”. Singkatnya dapat disimpulkan bahwa konsep pengajaran adalah
upaya seorang guru secara menyeluruh dan terorganisir dalam proses belajar
mengajar mulai dari perencanaan hingga evaluasi untuk mencapai perubahan
tingkah laku peserta didik.
Sedangkan Depag merumuskan bahwa “Pengajaran bahasa Arab adalah suatu
proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing dn mengembangkan
dan membina kemampuan bahasa Arab siswa baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa Arab dalam hal ini bahasa Arab fusha”.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
Menurut Arif dalam bukunya Abdul Hadis Psikologi dalam Pendidikan
disebutkan bahwa masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang
kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi belajar
mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor guru sebagai subjek
pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek pembelajaran. Tanpa adanya
faktor guru dan peserta didik dengan berbagai potensi kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dimiliki tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar
dikelas atau ditempat lain dapat berlangsung dengan baik.
Namun pengaruh berbagai faktor lain tidak boleh diabaikan, misalnya faktor
media dan instrument pembelajaran, fasilitas belajar, infrastruktur sekolah,
fasilitas laboratorium, manajemen sekolah, sistem pembelajaran dan evaluasi,
kurikulum, metode, dan strategi pembelajaran. Kesemua faktor-faktor tersebut
dengan pendekatan berkontribusi berarti dalam meningkatkan kualitas dan hasil
interaksi belajar mengajar di kelas dan tempat belajar lainnya”
Berikut akan dijelaskan pengaruh masing-masing faktor sebagai berikut:
a) Media dan instrumen pembelajaran memiliki pengaruh dalam membantu guru
mendemonstrasikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa sehingga menciptakan
proses belajar-mengajar yang efektif dengan kata lain media dipergunakan dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
b) Fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah memadai di suatu sekolah
memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan proses belajar-mengajar. Tanpa ada
fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah yang memadai di sekolah, proses
interaksi belajar-mengajar kurang dapat berjalan secara maksimal dan optimal.
c) Metode pengajaran memiliki peranan yang penting dalam memperlancar kegiatan
belajar mengajar artinya proses belajar mengajar yang baik hendaknya
mempergunakan berbagai jenis metode mengajar yang bervariasi. Dalam hal ini
tugas guru adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses
belajar mengajar yang efektif yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
d) Evaluasi atau penilaian berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pengajaran dan untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah
dilakukan guru. Tanpa adanya evaluasi guru tidak akan mengetahui hasil belajar
yang dicapai oleh siswa dan tidak bisa menilai tindakan mengajarnya serta tidak
ada tindakan untuk memperbaikinya.
Syaikh Mustafa Al Gulayani dalam
bukunya bahasa Arab lengkap dengan terjemahannya “Jamiuddurus Arobiyah”
mendefinisikan bahasa Arab sebagai berikut : bahasa Arab adalah kalimat yang
dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud dan tujuan. Jadi
pembelajaran bahasa arab adalah salah satu mata pelajaran aktif dan inti yang
interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan guna mencapai tujuan
pembelajaran dalam proses membelajarkan peserta didik.
B.
Faktor
yang Mempengaruhi Problematika Pembelajaran Bahasa arab di Sekolah
1. Faktor
Internal
Faktor internal merupakan motivasi idealis yang
membantu seseoarang dalam belajar. Seseorang yang memiliki motif internal akan
lebih kuat dalam proses belajarnya dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan
di sekitarnya. Motif internal lahir dari perenungan tentang konsep diri
(filosofis) yang mempertanyakan manfaat belajar itu sendiri.
Jadi, yang dimaksud faktor internal adalah faktor yang
berasal dari siswa itu sendiri. Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal
kecakapan maupun kepribadian.[2]
Faktor Internal yang terdapat pada siswa meliputi:
a) Bakat
Setiap Individu atau setiap anak
memiliki bakat yang berbeda-beda. Bakat biasanya diartikan sebagai kemampuan
bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Bakat merupakan kemampuan
alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa
bersifat umum (misalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis
khusus).[3]
Jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik.
Untuk mendidik anak supaya tidak membebani anak tersebut, bakat sangat
penting bahkan untuk menentukan dimana dia cocok untuk disekolahkan.
b) Minat
Minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang tanpa
adanya batasan waktu.[4]
Minat dan sikap merupakan dasar
bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat
menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik
minatnya.
Dalam hal ini siswa harus memiliki
minat dalam belajar, sedangkan guru berperan untuk mengarahkan minat anak
didiknya melalui metode yang dianggap cocok untuk siswa maupun metode yang
sedang digemari siswanya sehingga tidak mudah menemui kejenuhan dalam belajar.
Minat yang tinggi untuk
menimbulkan rasa ingin tahu terhadab bahasa Arab harus bisa diterapkan oleh
anak didik itu sendiri supaya pemahaman terhadap materi yang akan atau sedang
disampaikan mudah diterima.
Supaya minat dapat tercapai
dengan hasil yang baik, maka harus didukung dengan tiga aspek yaitu:
·
Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman
pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat
serta dan berbagai jenis media massa.
·
Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek
kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan
minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu
orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat
tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk
media massa terhadap kegiatan itu.
·
Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa
perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan
sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.[5]
c) Kemauan
Faktor paling dasar untuk memperoleh dan berhasil
terhadap segala sesuatu yang diinginkan oleh seseorang adalah kemauan. Keamauan
ini muncul pada diri seseorang tanpa adanya paksaan dari luar diri seseorang.
Kemauan seorang anak didik dalam mempelajari bahasa
Arab dapat merubah atau menentukan prestasinya. Intelektualitas tinggi tanpa
didukung adanya kemauan tidak bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, akan
tetapi intelektualitas yang pas-pasan jika memiliki rasa kemauan cukup tinggi
dapat menentukan hasil yang lebih.
d) Pengalaman terdahulu terhadap
pembelajaran
Mengenai permasalahan pengalaman terdahulu seorang
anak didik terhadap pembelajaran hanya pada lembaga formal saja akan tetapi
pendidikan non-formal juga berpengaruh dalam membangun pengalaman anak didik.
Pada sekolah atau lembaga pendidikan yang mengajarkan
bahasa Arab, pendidikan formal dalam hal ini Madrasah sebelum anak didik mempelajari
bahasa Arab pada sekolah/lembaga pendidikan yang sedang ia jalani, sudah pasti
ada pengenalan terhadap bahasa Arab.
Sama halnya pada pendidikan non-formal seperti
pesantren maupun tempat pendidikan lingkungan masyarakat seperti dalam
pengajian (ngaji) pada masjid maupun mushola pastinya sudah dikenalkan
walaupun sekedar pada tingkatan membaca, akan tetapi pengenalan semacam ini
bisa menjadikan modal bagi anak didik dalam menempuh pendidikan yang sedang
dialami.
Faktor internal dalam diri anak didik jika
cocok dengan pendidikan yang sedang ia alami pada saat ini sangat perpengaruh
positif dalam meraih prestasi belajar, sebab anak didik bisa dengan mudah
beradaptasi melalui kepribadian yang ada dalam dirinya.
2. Faktor eksternal adalah seluruh faktor yang mendukung
proses belajar di luar motif idealis. Dalam faktor ini penulis akan membahas
tiga macam yaitu:
a) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan
pendidikan sosial anak didik yang meliputi:
·
Keluarga
Keluarga
adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan juga
anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi
segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.[6]
Secara umum, bagi seorang anak didik, keluarga
merupakan tempat awal dan paling utama guna mendapatkan pendidikan luar
sekolah. Di dalam keluarga inilah seorang anak didik mulai mengenal hidupnya.
Hal ini harus disadari dan diinsyafi oleh tiap-tiap keluarga, bahwa anak berada
dalam keluararga dengan segala proses hingga dapat melepaskan diri dari ikatan
keluarga.
Keluarga sebagai tempat pencetak pengalaman paling
awal bagi anak maka keluarga jangan sampai meninggalkan dasar-dasar pendidikan
yang baik, sebab kemajuan perkembangan anak didik lebih menguntungkan bagi
yang hidup dalam keluarga serta lingkungan yang baik.
Dalam pendidikan atau belajar bahasa Arab, keluarga di
Indonesia yang pada umumnya beragama Islam tidak berkomunikasi menggunakan
bahasa Arab. Dari sisi ini keluarga belum bisa efektif dalam memahami bahasa
arab akan tetapi sudah bisa sedikit mengenalkan tentang bahasa Arab melalui
bahasa ibadah yang yang diajarkan orang tua kepada anak.
·
Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan
untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan
menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan
melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.[7]
Marsyarakat merupakan sekumpulan orang yang menempati
suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah
persesuaian dan sadar akan kesatuannya dan dapat bertindak bersama untuk
mencukupi krisis kehidupannya.[8]
Dalam dunia pendidikan, masyarakat berperan membangun
karakteristik seorang siswa atau mempengaruhi pendidikan dengan cita-citanya.
Tugas masyarakat di dalam pendidikan ialah membiayai sekolah/pendidikan.
Masyarakat memiliki tujuan tertentu: ialah agar anak didik yang muda- muda
kelak dapat membantu kepada masyarakat dan mengabdi kepada negara.
Anak didik suatu Madrasah atau yang sedang mempelajari
bahasa Arab sangat beruntung ketika hidup dalam lingkungan masyarakat yang
peradaban islamnya tinggi, sebab sudah secara langsung ia belajar atau memiliki
bekal ilmu dari lingkungan masyarakat. Bahasa Arab memang tidak dipakai sebagai
bahasa komunikasi pada lingkungan tersebut akan tetapi ada pengenalan melalui
bacaan do’a maupun pengajian yang isi bahasannya bersumber dari bahasa Arab.
·
Sekolah
Sekolah merupakan
sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, semakin maju suatu
masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda
sebelum masuk kedalam proses pembangunan masyarakat itu.
Dalam runtutan
pendidikan, sekolah sebagai tempat pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga
selain itu juga anak didik perlu menganggap sekolah sebagai keluarga kedua.
Maka sebagian dari kehidupan sekolah adalah ekstensi dari kehidupan keluarga,
sehingga sekolah perlu mencerminkan hal tersebut pada masyarakat dengan harapan
kehidupan keluarga bisa sejalan dengan masyarakat patembayan (gemeinschaft).[9]
b) Guru
Guru sangat menentukan karakteristik siswa atau anak
didik sekaligus sebagai seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan
negara. Secara garis besar, guru merupakan orang dewasa yang secara sadar
bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik.
Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang
program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai
tujuan akhir dari proses pendidikan.[10]
Dilihat daru faktor eksternal siswa, secara langsung
guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami suatu pembelajara.
Maka dari itu guru harus betul-betul dapat memberi solusi dalam belajar
siswa. Profesi guru sangat memerlukan suatu keahlian khusus dan tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
guru perlu mengetahui beberapa prinsip mengajar yaitu:
·
Dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada
materi pelajaran yang disampaikan dan dapat menggunakan berbagai media dan
sumber belajar yang bervariasi.
·
Mampu membangkitkan minat peseta didik untuk aktif
dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
·
Guru harus dapat membuat urutan (sequence)
dalam pemberian pelajaran dan memberikannya sesuai kemampuan peserta didik.
·
Guru mampu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan
dengan pengetahuan yang telah diketahui oleh peserta didik (kegiatan
apersepsi).
·
Mampu menjelaskan unit pelajaran berulang-ulang
sehingga tanggapan peserta didik semakin jelas.
·
Guru wajib memikirkan dan memperhatikan korelasi untuk
kehidupan sehari-hari.
·
Guru harus tetap menjaga konsentrasi peserta didik
dengan cara memberi kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengtamati
atau meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatkannya.
·
Mampu mengembangkan sikap peserta didik dalam membina
hubungan sosial, baik dalam kelas maupun luar kelas.
·
Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta
agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.[11]
Dalam kegiatan belajar, guru
diharapkan peka terhadap situasi yang sedang dihadapi, baik dipengaruhi oleh
faktor guru sendiri, siswa, kurikulum, maupun lingkungan. Sebelum masuk pada
materi pelajaran guru harus menguasai bahan ajar yang akan disampaikan.
Bila guru sudah betul-betul
menguasai dan mentest kebenaran pelajaran, dan sudah memlih bahan yang sesuai
dengan tingkat kecerdasan murid, maka hendaklah guru menyusun dan membaginya
(mengelompokannya) dengan pembagian yang seksama sesuai dengan tempatnya.[12]
c) Buku teks
Buku teks merupakan bahan/media
cetak (printed materialis). Media cetak bagian dari faktor eksternal
sebagai media pengajaran bukan hanya buku teks saja, bisa jadi terbitan berkala
maupun lembaran lepas.
Buku dalam proses kegiatan
belajar memang bukan faktor utama akan tetapi buku sangat mendukung lancarnya
proses belajar baik bagi siswa maupun guru. Fungsi buku bagi siswa dalam
pembelajaran hanya sebagai media untuk mempermudah tugas guru, bukan guru
karena buku tida bisa berperan sebagai guru.
Seorang siswa supaya lebih
mengenal terhadap materi yang baru dan lisan hendaklah datang dari guru,
sedangkan buku teks untuk dijadikan pelengkap.[13]
C.
Upaya Mengatasinya
Pada beberapa
pembahasan diatas, problem dalam pembelajaran bahasa Arab pastinya ada cara
menangani atau solusi agar permasalahan anak didik segera bisa dipecahkan.
Dalam pembahasan diatas faktor kesulitan belajar bahasa Arab secara garis besar
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Untuk mengatasi
kesulitan belajar bahasa arab pada faktor internal, dalam menentukan maupun
menjalani kegiatan belajar, anak didik harus menyeimbangkan dengan potensi diri
yang dimiliki dan bisa beradaptasi dengan pendidikan yang sedang dilakukan.
Sedangkan upaya
untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab dari faktor eksternal, maka yang
terlibat dalam faktor ini harus bisa menunjukan atau mendukung proses belajar
anak didik dan anak didik pun dapat menerima sehingga ada timbal balik yang
saling mengnuntungkan (mutualisme).
Bahasa Arab mudah, penting dan dapat
di gunakan dalam berbagai hal, statment ini yang harus dimunculkan supaya
peningkatan SDM dalam pembelajaran bahasa Arab bisa tercapai dan yang
terpenting untuk belajar/berbicara bahasa Arab bagi orang yang masih awam
menurut Ma’mun Efendi Nur cukup dengan kalimat dzikir untuk digunakan dalam
komunikasi dapat memahamkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Depag merumuskan bahwa “Pengajaran
bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong,
membimbing dn mengembangkan dan membina kemampuan bahasa Arab siswa baik secara
aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab dalam
hal ini bahasa Arab fusha”.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi
belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor guru
sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek
pembelajaran.
Ada 2 faktor yang
menjadi sebuah problem dalam pembelajaran bahasa arab di sekolah, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Untuk mengatasi
kesulitan belajar bahasa arab pada faktor internal, dalam menentukan maupun
menjalani kegiatan belajar, anak didik harus menyeimbangkan dengan potensi diri
yang dimiliki dan bisa beradaptasi dengan pendidikan yang sedang dilakukan.
Sedangkan upaya
untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab dari faktor eksternal, maka yang
terlibat dalam faktor ini harus bisa menunjukan atau mendukung proses belajar
anak didik dan anak didik pun dapat menerima sehingga ada timbal balik yang
saling mengnuntungkan (mutualisme).
B.
Kritik dan Saran
Dari
hasil makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik datangnya dari Allah, dan yang
buruk datangnya dari diri saya. Penyusun sadar
bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari
berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritiknya
yang bersifat membangun, untuk perbaikan karya ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Sinar Baru Algesindo)
Alex Sobur, Psikologi
Umum, (Bandung : Pustaka Setia: 2003)
Slameto, Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cet
IV, (Jakarta: PT Rineka Cipta)
Sutari Imam Barnadib, Pengantar
Ilmu Pendidikan Sistematis, cet
13, (Yogyakarta: ANDI OFFSET)
Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan,
(Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2002)
Abdul Wahab Rosyidin & Umi Machmudah, Active learning dalam pembelajaran
bahasa Arab, cet 1 (Malang : UIN Malang Press)
Alex Sobur, Psikologi
Umum, (Bandung: Pustaka Setia: 2003)
Abubakar Muhammad, Methode Khusus Pengajaran Bahasa
Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981)
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)
[2] Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Sinar Baru Algesindo), hal. 5.
[3] Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung
: Pustaka Setia: 2003), hal. 181
[4] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Cet IV,
(Jakarta: PT Rineka Cipta), hal. 57.
[8] Sutari Imam
Barnadib, Pengantar Ilmu
Pendidikan Sistematis, cet
13, (Yogyakarta: ANDI OFFSET), hal. 133
[9] Imam
Barnadib, Filsafat Pendidikan,
(Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2002), hal.. 60.
[10] Abdul Wahab Rosyidin & Umi
Machmudah, Active learning
dalam pembelajaran bahasa Arab, cet
1 (Malang : UIN Malang
Press), hal. 9
[11] Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia:
2003), hal. 181.
[12] Abubakar Muhammad, Methode
Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal. 7-8.
[13] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 70
LuckyClub Casino Site - Play Live Games Online at Lucky Club
ReplyDeleteLucky Club online casino is a safe and secure online casino with the latest bonuses and free spins. luckyclub.live Enjoy a lot of fun in your home.